Jumat, 10 Januari 2020

Perbedaan Arti Kata Nikmat dan Arti Kata Lezat

Kata 'nikmat' dan kata 'lezat' memang bersinonim. Ada irisan makna bisa saling sulih (saling menggantikan) meskipun tidak sepenuhnya. Jadi ada kalanya sebuah kalimat dan ungkapan bisa menggunakan dan lebih pas jika menggunakan kata nikmat, sementara tidak bisa diganti oleh kata lezat. Begitu juga sebaliknya, penggunaan kata lezat tidak bisa sepenuhnya mengganti kata nikmat.

Berikut ini penjelasan arti kata nikmat dan arti kata lezat sekaligus perbedaan dan nilai rasa masing-masing kata tersebut.

Arti Dalam Kamus

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata nikmat memiliki tiga penjelasan yaitu:

1 a enak; lezat:  contoh kalimat: Masakannya memang nikmat;
2 a merasa puas; senang: contoh kalimat: Nikmat rasanya tidur di kamar sebagus ini;
3 n pemberian atau karunia (dari Allah): Allah telah memberi nikmat kepada manusia;

Dilihat dari kelas katanya, makna yang pertama dan kedua kata nikmat di atas merupakan adverbia. Adverbia adalah kata yang bisa memberikan penejalasan untuk jenis kata yang lain. Bisa dianggap sebagai kata sifat. Sementara makna kata nikmat yang ketiga merupakan nomina, ditandai dengan singkatan n. Nomina adalah kata benda. Jadi, bermakna sesuatu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata lezat memiliki dua penjelasan makna, yaitu:

1 enak (tentang rasa makanan atau minuman); sedap;
2 nikmat (dalam arti seksual);

Masing-masing arti di atas merupakan arti kata lezat sebagai kelas kata adverbia. Jadi, posisinya berfungsi untuk menjelaskan nomina. Misalnya, Makanan lezat ini sangat murah. Dalam contoh kalimat ini, kata lezat menjelaskan kata makanan.

Antara kata nikmat dan kata lezat memiliki makna yang bersinggungan, khususnya makna yang pertama dari masing-masing penjelasan. Yaitu makna kata lezat dan nikmat yang berkaitan dengan masakan dan makanan. Dalam kata lezat dijelaskan bahwa kata tersebut juga bersinonim dengan kata enak dan kata sedap.

Arti Kata Lezat dan Nikmat dalam Konteks Penggunaannya

Dalam konteks penggunaan, lezat dan kata nikmat bisa digunakan secara berlawanan. Misalnya dalam kalimat berikut ini:

Makanan itu memang terlihat lezat, tapi sama sekali tidak nikmat di lidahnya.

Dalam kalimat di atas, terdapat kata lezat dan kata nikmat yang digunakan secara berlawanan. Sebuah makanan bisa jadi lezat tapi tidak bisa otomatis dianggapa sebagai makanan yang nikmat.

Lebih jelasnya lagi bisa dilihat dalam konteks kalimat berikut ini:

Kelezatan makanan itu tidak bisa ia nikmati karena pikirannya sedang kacau.

Jadi, kata lezat dalam konteks makanan lebih didasarkan pada indra pencecap (lidah). Lezat 'hanya' berkaitan dengan rasa yang bisa dideteksi oleh mulut. Sementara kata 'nikmat' lebih dekat hubungannya dengan perasaan atau jiwa. Bisa dikatakan bahwa kata nikmat bermakna lebih dalam dari pada sekadar lezat. 

Berdasarkan makna dalam konteks penggunaannya tersebut lezat belum tentu nikmat. Begitu juga dengan nikmat tidak harus lezat.

Misalnya dalam kondisi yang berbeda. Ada dua orang, yang satu makan nasi putih dengan lauk kerupuk, sementara orang lain makan dengan lauk mahal berupa sate kelas satu. Tapi yang makan hanya dengan kerupuk baru saja dinyatakan lulus ujian skripsi dengan sempurna. Sementara yang lauk sate baru saja kehilangan orang yang sangat disayangi. Pasti lauk kerupuk saja, dalam kondisi di atas jauh lebih nikmat dari pada yang sedang makan sate tapi sedang sedih.

Maka dari itu pula, imbuhan yang bisa melekat pada kata lezat dan kata nikmat tidak sama. Ada kata menikmati tapi tidak ada kata melezati. Begitu pula ada kata melezatkan yang memiliki arti bisa membuat menjadi lezat namun tidak ada kata menikmatkan karena tidak ada benda atau apa pun itu yang bisa memaksa sesuatu yang tidak nikmat menadi nikmat seketika.

Asal-Usul Kata Nikmat dan Lezat

Penjelasan arti antara kedua kata tersebut di atas, bisa dirunut dari asal-usul katanya. Kata nikmat diserap berakar dari bahasa Arab ni'matan - ni'mah - نعمة. Arti kata ni'mah dalam bahasa Arab asalnya adalah iya. Berasal dari kata na'am - نعم. Kata ni'matan dalam rangkaian ni'matallah (نعمة الله) memiliki arti karunia dari Allah. 

Nama saja karunia atau pemerian, segala bentuk yang kita miliki merupakan pemberian dari Allah. Maka tidak salah ketika kita mendengar rangkaian istilah nikmat sehat, nikmat sempat. Karena kesehatan dan kesempatan yang kita miliki pada dasarnya adalah pemberian dari Tuhan.

Sementara itu kata lezat kemungkinan juga berasal dari bahasa Arab laziz - لذيذ. Pelafalan laziz dalam proses penerimaan dalam bahasa Indonesia bisa berubah menjadi lazit atau lezat karena 'kedekatan' antara z dan bunyi d atau t. Seperti pada kata azan bisa dilafalkan adan. Nah, kata laziz dengan huruf dzal dalam bahasa Arab berhubungan dengan rasa makanan.

Intinya, mari nikmati apapun yang kita miliki, meskipun kadang juga tidak lezat. Salam !