Jumat, 10 Januari 2020

Analisis Struktur Lahir dan Struktur Batin Puisi Nyayian Gerimis Versi 2

Kabid Dikdas
Analisis struktur lahir dan analisis struktur batin puisi ini merupakan tagihan dalam program Guru Pembelajar.
Disusun oleh M.Nasiruddin Timbul Joyo, Peserta Kelas KK - F Jember 1.

Nyanyian Gerimis
      Soni Farida Maulana

Telah kutulis jejak hujan
Pada rambut dan kulitmu yang basah. Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu
Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma
Yang saling memahami gairah terpendam
Dialirkan sungai ke muara

            Sesaat kita larut dalam keheningan
                        Cinta membuat kita betah hidup di bumi
Ekor cahaya berpantulan dalam matamu
            Seperti lengkung pelangi
                        Sehabis hujan menyentuh telaga


            Inikah musim semi yang sarat nyanyian
Juga tarian burung-burung itu?
               Kerinduan bagai awah gunung berapi
                        Sarat letupan. Lalu desah nafasmu
            Adalah puisi adalah gelombang lautan
                        Yang menghapus jejak hujan
Di pantai hatiku. Begitulah jejak hujan
            Pada kulit dan rambutmu
                        Menghapus jarak dan bahasa
                                    Antara kita berdua
                                                            1988

Analisis struktural genetik puisi Nyanyian Gerimis Karya Soni Farida Maulana.
Struktur Fisik

a. Tipologi
Puisi ‘Nyanyian Gerimis’ secara tipologi ditulis dalam bentuk yang tidak beraturan. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi yang juga tidak berarturan (berkaitan dengan makna puisi).
Pemenggalan baris puisi juga tidak pada akhir kalimat, misalnya pada baris kedua dan keempat berikut ini:

Pada rambut dan kulitmu yang basah. Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu

Penulisan kuntum di akhir baris pertama sebenarnya berkaitan dengan baris kedua Kuntum demi kuntum kesepian. Penulisan dengan cara seperti itu juga untuk memperdalam makna puisi yang penuh kebingungan tetapi juga penuh kebahagiaan.

b. Diksi
Pilihan dan penggunaan kata yang ada dalam Puisi Nyanyian Gerimis menunjukkan pilihan kata yang khas, yaitu kata yang bermakna konotasi. Penggunaan kata kuntum dan mekar. Kedua kata tersebut identik dengan bunga tetapi dalam puisi di atas digunakan melekat untuk kesepian. Jadi,kesepian diasosiasikan sebagai bunga.

c. Pengiamjian/Citraan
Citraan yang terdapat dalam puisi Nyanyian Gerimis antara lain:

Citraan Visual (Pengelihatan)
Citraan visual terdapat pada baris:

            Juga tarian burung-burung itu?

Tarian dapat diketahui melalui indra pengelihatan karena beruwuju visual.

Citraan Pendengaran
Citraan pendengaran terdapat pada baris:
                        Sarat letupan. Lalu desah nafasmu

Letupan dan dan desah merupakn tiruan bunyi. Bunyi dapat diketahui dengan indra pendengara.

Citraan Peraba
Citraan peraba terdapat pada baris:
Pada rambut dan kulitmu yang basah.

Kondisi basah dapat diketahui juga dengan indra peraba. Terlebih dalam puisi sudah disebutkan bahwa pada rambut dan kulitmu yang basah. Menunjukkan bahawa bahasa tersentuh oleh kulit.


d. Majas / Gaya Bahasa
Gaya bahasa atau majas yang terdapat dalam Puisi Nyanyian Gerimis antara lain:

Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas perbandingan yang menyamakan hewan atau benda bertingkah seolah-olah seperti manusia. Dalam puisi di atas terdapat pada baris:
            Juga tarian burung-burung itu?

Pada baris puisi di atas, burung seolah-olah bertingkah seperti manusia yaitu dengan menari.

Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu yang sangat dahsyat bahkan cenderung tidak masuk akal. Pada puisi di atas majas hiperbola terdapat pada baris berikut ini:
            Adalah puisi adalah gelombang lautan
Bunyi desahan nafas disebutkan seperi gelombang lautan. Tentu saja suara deburan gelombang lautan jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan suara desahan nafas manusia.


Majas Sinestesia
Majas sinestesia adalah gaya bahasa yang menukarkan alat indra satu dengan alat  indra yang lain.
Contoh majas sinestesia terdapat pada baris puisi berikut ini:
Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma

Yang disebut hangat dalam baris di atas adalah sebuah percakapan. Seharusnya percakapan hanya dapat diketahui dengan indra pendengaran. Tetapi karena menggunakan kata hangat, menandakan bahwa ada pertukaran antara indra pendengaran dengan indra peraba.

e. Rima / Irama
Puisi Nyanyia Gerimis tidak mengandung Rima maupun Irama yang kuat. Tidak ada aliterasi, maupun asonansi. Tetapi, penggunaan bunyi nasal di akhir beberapa baris puisi menandakan bahwa puisi tersebut berupaya untuk menunjukkan kesedihan. Penggunaan bunyi i, juga bertujuan untuk menandakan bahwa puisi tersebut berisi tentang kesedihaan.

            Inikah musim semi yang sarat nyanyian (n)
Juga tarian burung-burung itu?
               Kerinduan bagai awah gunung berapi
                        Sarat letupan. Lalu desah nafasmu
            Adalah puisi adalah gelombang lautan (n)
                        Yang menghapus jejak hujan (n)
Di pantai hatiku. Begitulah jejak hujan (n)
            Pada kulit dan rambutmu
                        Menghapus jarak dan bahasa
                                    Antara kita berdua

f. Kata Konkret
Kata konkret yang terdapat dalam Puisi Nyanyian Gerimis antara lain:
Musim Semi menunjukkan keindahan setelah kegersangan.

Gerimis menunjukkan bahwa sesuatu yang datang meskipun tidak begitu jelas. Tetapi membawa harapan akan keindahan (musim semi)

Pelangi mewakili keindahan yang penuh warna dan menjadi satu.


Struktur Batin Puisi Nyanyian Gerimis

a. Tema
Tema dalam puisi Nyanyian Gerimis adalah awal datangnya keindahan untuk hidup berdua. Jadi, merupakan tema percintaan.
Menceritakan bahwa hujan telah mendatangkan keindahan.

b. Perasaan
Perasaan penyair dalam puisi tersebut adalah perasaan bahagia. Terlihat dari beberapa kata yang menunjukkan keindahan dan kegembiraan, yaitu: Musim semi, pelangi, menari, nyanyian. Hal-hal tersebut menunjukkan sebuah keindahan dan perasaan bahagia.
Perasaan bahagia tersebut datang secara dahsyat dan sangat terasa dengan penggambaran seperti gelombang lautan.

c. Nada
Adapun nada yang tampak dalam puisi di atas adalah nada bahagia. Puisi tersebut menggambarkan perasaan bahagia. Setelah munculnya kesedihan.

d. Amanat
Amanat yang dapat dipetika dari puisi Nyanyian Gerimis antara lain:
1. Jangan mudah menyerah, keindahan pasti akan datang.
2. Perasaan senang akan membuat orang berbahagia.

3. Hidup bersama dengan akrab menunjukkan kebahagiaan pula.



Materi ini tidak dapat disalin-tempel (copy-paste) tetapi dapat didownload. Silahkan download dengan mengkeklik tautan berikut ini: Unduh